Sudah
cukup lama sekali kami tidak aktif menulis di blog ini. Semuanya karena kami
menghormati dekrit kerajaan yang disampaikan oleh Seri Baginda yang bertahta.
Sebenarnya kami ingin langsung memberi komentar pada dekrit kerajaan tersebut.
Namun, mengingat materi kami berbenturan dengan apa yang didekritkan, yaitu
mengenai larangan membicarakan pewaris tahta, kami memilih untuk “berpuasa” dan
tetap memantau dari dunia maya mengenai apa yang terjadi di Yogyakarta.
Saat
ini, kami memutuskan untuk mengakhiri “puasa” menulis di blog ini. Apa yang
kami hormati, mengenai larangan untuk membicarakan pewaris tahta, ternyata
tidak dihargai oleh beberapa orang dari Yogyakarta sendiri. Mereka mengajukan
uji materi UU KDIY ke Mahkamah Konstitusi mengenai persyaratan untuk menjadi Gubernur dan Wakil
Gubernur DIY. Walaupun tidak secara langsung mereka membicarakannya, namun
hasil akhir dari apa yang mereka uji materikan akan menentukan siapa pewaris
Seri Baginda yang bertahta.
Sejatinya
kami sudah mempersiapkan rancangan tulisan untuk setiap dekrit kerajaan yang
dimaklumkan mulai dari dekrit kerajaan tertanggal 6 Maret 2015, 30 April 2015,
5 Mei 2015, dan 31 Desember 2015 maupun tulisan-tulisan lain. Kami juga memantau
mengenai uji materi UU KDIY yang diajukan sebelumnya oleh seseorang yang bukan
warga Yogyakarta beberapa waktu lalu. Walaupun kami hanya memantau melalui
dunia maya karena kami tidak berdomisili di Yogyakarta.
Dengan
adanya pengajuan uji materi terhadap UU KDIY dengan nomor perkara 88/PUU-XIV/2016,
tulisan-tulisan yang kami siapkan bersama menjadi tidak relevan lagi dan
memerlukan edit ulang. Untuk itulah, tulisan ini kami buat berseri dan kami
sesuaikan dengan topik yang diperbincangkan di sidang yang mulia Mahkamah
Konstitusi. Oleh karenanya kami mohon kesabarannya untuk menunggu tulisan
berseri ini.
Kami
berusaha untuk membuat tulisan ini berimbang. Walaupun demikian, kami tidak
menutup mata, jika tulisan kami nanti di beberapa bagian akan condong kepada salah
satu pihak. Oleh karenanya kami mengakui dan menghomati serta menerima, adanya
pandangan yang berbeda maupun berseberangan dengan tulisan kami ini, baik
sebagiannya maupun seluruhnya. Dan untuk itulah kami tidak menginginkan, sedari
awal, tulisan ini menjadi polemik atau bahkan menjadi provokasi bagi
pihak-pihak tertentu. Akhirnya, kami berlepas diri dari pihak-pihak yang
menyalahgunakan tulisan kami ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar